Satu hal yang ingin kutanyakan kepadamu sejak lama,
bagaimana mungkin kita saling jatuh cinta, namun ditakdirkan untuk tidak
bersama?
Aku dan kamu tidak bisa memaksa agar kebahagiaan berlangsung
selama yang kita inginkan. Jika waktunya telah usai dan perpisahan ini harus
terjadi, apa yang bisa kita lakukan?
Masihkah ada waktu untuk kita bersama?
Jika memang kamu harus pergi, berikan aku waktu sedikit
lebih panjang untuk menikmati saat-saat terakhir bersamamu. Meski tidak lama,
hanya sebentar, seperti senja yang senantiasa kamu lukis, atau seperti ciuman
pertama kita yang ragu-ragu. Berilah aku waktu sedikit lebih panjang untuk
memelukmu, karena aku belum mengungkapkan seluruhnya yang ingin kukatakan
kepadamu.
Ironis. Kamu berkata “Aku sayang kamu” tepat pada saat kamu
harus meninggalkanku.
-Surat Untuk Ruth-