Kepada yang selalu bisa membuat hatiku dingin
Selama ini pasti kau
tak tau kan kalau aku pandai. Aku pandai, menyimpan hatiku dalam kulkas.
Aku simpan hatiku di kulkas, kelak biar tak busuk. Karna lebih baik
hatiku beku dari pada hatiku busuk.
Dan kamu selalu berhasil membuat aku memiliki alasan untuk mengeluarkan hatiku ini kemudian menaruhnya di kulkas dekat dapur.
Aku takut hatiku
menjadi busuk apabila aku tak mendinginkannya. Bila sudah waktunya nanti
aku percaya pasti ada seseorang yang akan datang dan membuat aku bisa
mengeluarkan hati itu dari kulkas dan memanaskannya di atas tungku. Dan
yah semoga, hati itu akan menjadi hangat kembali.
Lalu terkadang aku
lupa kalau hati itu sedang berada di dalam kulkas. Aku berjalan-jalan
entah kemana menyusuri kegamangan dengan dadaku yang bolong. Dan semua
orang mulai berbisik-bisik di belakangku bahwa aku adalah manusia yang
tidak punya hati.
Siang ini aku menggenggam termometer menuju kulkas. Aku keluarkan hatiku yang telah lama beku di dalamnya. Aku ukur suhunya.
Hati = -4˚ Celcius
Di luar panas. Ini,
hatiku yang dingin, minumlah. Hatiku beku, pecah menjadi bulir-bulir es
yang bisa kau taruh di gelas yang penuh air mata itu.
Bila air matamu dingin, mungkin ada aku disana.