Random fact's abt me

My photo
BSD, Indonesia
1. I'm already followed Allah since in my mother's belly / 2. I can joke and laugh in every case, but I would seriously if in many ways / 3. I was a little stubborn / 4. a good listener / 5. I'm very bad at starting conversations with others / 6. I dunno how to be evil to others / 7. I'm late most of the time / 8. I really love God, my parents, my brother, my family, my friends, blue, and someone who I loved in the future / 9. in some situations, I'm not using a plan / 10. I love the sunset, romantic dinner, go to the beach with the person I loved.

Saturday, January 7, 2012

-4˚ Celcius

Kepada yang selalu bisa membuat hatiku dingin

Selama ini pasti kau tak tau kan kalau aku pandai. Aku pandai, menyimpan hatiku dalam kulkas. Aku simpan hatiku di kulkas, kelak biar tak busuk. Karna lebih baik hatiku beku dari pada hatiku busuk.
Dan kamu selalu berhasil membuat aku memiliki alasan untuk mengeluarkan hatiku ini kemudian menaruhnya di kulkas dekat dapur.
Aku takut hatiku menjadi busuk apabila aku tak mendinginkannya. Bila sudah waktunya nanti aku percaya pasti ada seseorang yang akan datang dan membuat aku bisa mengeluarkan hati itu dari kulkas dan memanaskannya di atas tungku. Dan yah semoga, hati itu akan menjadi hangat kembali.
Lalu terkadang aku lupa kalau hati itu sedang berada di dalam kulkas. Aku berjalan-jalan entah kemana menyusuri kegamangan dengan dadaku yang bolong. Dan semua orang mulai berbisik-bisik di belakangku bahwa aku adalah manusia yang tidak punya hati.
Siang ini aku menggenggam termometer menuju kulkas. Aku keluarkan hatiku yang telah lama beku di dalamnya. Aku ukur suhunya.
Hati = -4˚ Celcius

Di luar panas. Ini, hatiku yang dingin, minumlah. Hatiku beku, pecah menjadi bulir-bulir es yang bisa kau taruh di gelas yang penuh air mata itu.

Bila air matamu dingin, mungkin ada aku disana.


Friday, January 6, 2012

#tulisantengahmalam

Menunggu itu seperti jeda. Jeda yang ada pada dua buah buah kata, yang biasa dipakai penulis dengan tanda koma. Pasti ada kelanjutannya.
Aku tidak pernah melihat bahwa menunggu itu adalah spasi. Karna buatku, lebih baik kau memberikanku banyak tanda koma dari pada banyak spasi. Karna bila kau memberikanku banyak spasi, itu akan menjadikannya kosong. Dan kemudian menjadi jarak.
Kita berdua adalah dua buah kata. Yang berdiri berjauhan. Dan koma itu adalah waktu. Tentu saja yang berdiri duluan itu yang memberikan waktu. Entah kamu atau aku yang memberikan waktu, yang jelas kita sama-sama menunggu? Betapa dungunya.
Kita berdua adalah dua buah kata. Yang berdiri berjauhan. Dan koma itu adalah gengsi. Yang tidak kenal kata rindu. Kemudian menyiksa. Kemudian hati mati. Meledak di tengah jalan. Darahnya berceceran di keypad handphone –ku. Brengsek!
Kita berdua adalah dua buah kata. Yang berdiri berjauhan. Dan koma itu adalah pisau. Menunggu di rak dapur. Yang di akhir cerita kita akan tahu. Siapa yang berhasil meraihnya lebih dulu.
Kita berdua adalah dua buah kata. Yang berdiri berjauhan. Dan koma itu diam-diam menjadi spasi yang panjang.
Menunggumu, lambat laun menjadi jarak. Yang membuat tempat dimana kita berdiri menjadi sangat jauh, tanpa ada embel-embel ‘dekat di hati’. Karna hatipun kini sudah sama-sama mati.
Lalu mulailah keluar banyak lagu lama dari bibir para penyair “sampai kapanpun aku akan menunggumu, sayang” PRET!!
Koma yang tidak beraturan saja tidak bisa kita atasi, lalu jarak yang kosong apa kabar dunia?

1 : 48 aku berhenti menuliskan ini. Dan hanya ada 1 kata panjang yang ingin aku sampaikan.
bisakahakuhanyainginmenunggumutanpaspasi (?)

S E L E S A I

#np Death Cab For Cutie - Transatlanticism
_______________________________________