Random fact's abt me

My photo
BSD, Indonesia
1. I'm already followed Allah since in my mother's belly / 2. I can joke and laugh in every case, but I would seriously if in many ways / 3. I was a little stubborn / 4. a good listener / 5. I'm very bad at starting conversations with others / 6. I dunno how to be evil to others / 7. I'm late most of the time / 8. I really love God, my parents, my brother, my family, my friends, blue, and someone who I loved in the future / 9. in some situations, I'm not using a plan / 10. I love the sunset, romantic dinner, go to the beach with the person I loved.

Tuesday, November 27, 2012

Untitled.

Kamu, perbolehkan jari-jariku untuk mengetik rangkaian kalimat yang akan bercerita tentangmu. Sebelumnya, coba kamu bayangkan keadaanku saat ini. Saat aku menulis ini didepan komputer. Sudah malam. Tidak ada matahari yang membakar. Sesekali aku berayun. Tanganku masih sibuk dengan handphone. Dan tiba-tiba suffle dipemutar musik memperdengarkan lagu Crush-nya David Archuleta.
Sudah tebayangkan? Sudah bisa mereka-reka? :)

Hey, ingatkah kamu bagaimana awal pertemuan kita? Aku yakin kau tidak akan mengingatnya.
Berawal dari pertemuan saat aku pertama kali menyadari keberadaanmu. Iya, sebelumnya aku sudah mengenalmu. Bagaimana tidak, kamu dikenal oleh banyak orang.
Kita bertemu di pesta ulang tahun temanku, aku masih ingat kau memakai baju bewarna biru dan celana jeans mu itu. Aku ingat senyum yang tersungging dari bibirmu, aku ingat tawa yang kau lepas dari bibirmu. Aku sangat ingat.
Berawal dari itu, jemariku tak ubahnya sibuk memencet tombol untuk mencari tahu tentangmu. Itu adalah sebuah kebiasaan yang wajar dilakukan seseorang ketika ia bertemu seseorang yang berhasil menarik perhatiannya. Dan tanpa pernah kusangka sebelumnya, kamu merespon! [insert dancing emotion here].
Aku jarang sekali memulai percakapan denganmu. Oh, lebih tepatnya, kamu yang jarang merespon dan menyadari keberadaanku. It's hurt.
Beruntung, setiap hari aku masih bisa melihatmu. Melihat tawamu, melihat senyummu, melihat tingkahmu yang konyol itu. Dari kejauhan. Iya, hanya dari kejauhan. Biar aku nikmati adamu dari kejauhan, tanpa kau perlu tahu bahwa sebenarnya aku masih memperhatikanmu.

Bulan demi bulan berlalu, aku masih terus hanya berani memperhatikanmu dari jauh. Sesekali temanku mengatakan padaku, "hey, tidakkah kamu lelah? Kamu mencintai orang yang tidak menyadari keberadaanmu, tidak mengetahui perasaanmu atau bahkan tidak peduli denganmu? The thing is when you fall in love, it's kind of like you go crazy. Before you know it, the whole world is different and then you'd do anything for the other person. Kejar!  Lalu kamu berjuang untuknya."
Sampai pada suatu ketika, ada sebuah kabar yang sangat mengejutkan. Kamu akan pergi dari sini. Hah! Kau tau? Saat itu aku hanya bisa diam. Tidak memikirkan apapun kecuali, memikirkan apa yang harus aku perjuangkan sebelum kau pergi dari sini. Tangis, yang telah berbaik hati menunjukkan kesedihanku menggebu-gebu. Aku juga berterima kasih kepada otak, karena ia tidak rewel sangat mengetahui kenyataan yang paling pahit sekalipun. Ia terus memberikan hal-hal positif kepada hati agar tidak terlalu larut dalam hal yang mungkin saja tidak terlalu penting. Tetapi, mata ini telah terlebih dulu mengeluarkan emosi kesedihannya saat itu.
Tidak ada satupun yang bisa kuperbuat saat itu. Hanya menumpahkan segala kekesalanku karena tidak kunjung berbuat apa-apa kepada sahabat-sahabatku. Itulah gunanya sahabat, mereka selalu ada untukku. Dengan mata terpejam, aku rasakan rindu merajam. Ingatan tentangmu kian tajam, tapi tetap kubiarkan perasaanku untuk tetap bungkam

Hingga pada akhirnya, ketakutanku akan kepergianmu dipatahkan oleh keberadaanmu didekatku. Kamu, yang aku sangka akan pergi dari tempat ini, tiba-tiba dengan santai nya kamu berjalan di depan mataku. Ini lucu, ketika aku sedikit mengikhlaskan orang yang aku sayang pergi, dia tiba-tiba saja muncul dihadapanku. Tentu ini bukan sebuah patokan untuk aku selalu ikhlas dan merelakan orang yang aku sayangi pergi. Itu hanya terjadi jika aku beruntung.

Kamu, yang telah satu tahun ini aku anggap spesial. Kamu yang selalu (mungkin) tidak menyadari keberadaanku. Bukan, aku bukan ingin mengganggu dimanapun kamu berada. Trust me. Kamu, yang selalu aku pedulikan tapi tak sedikitpun kamu perhatikan. Kadang, aku tidak berharap banyak padamu. Karena aku tahu, kamu tidak pernah meresponku. Sama sekali tidak. Mungkin pernah, tetapi hanya sesekali.
Tuhan mempertemukan aku dengan kamu untuk memperkenalkan aku dengan yang baik. I know we just met 1 year ago, but I do understand that God must be in good mood when He created you. Yang membuat aku jatuh cinta padamu adalah, senyumanmu, tawamu, candamu, ketampananmu, tingkah lakumu, ketakwaanmu pada Allah dan apapun yang kamu tuliskan di twitter. Tetapi bukan itu alasan mengapa aku menyukaimu. Itu hanya hal-hal yang membuat aku tambah menyukai mu. Hebat, bukan?



Disini, aku hanya berani menuliskan semua kekaguman-kekagumanku padamu melalui tulisan-tulisan kecil. Banyak yang aku ingin katakan padamu, tetapi lebih baik aku menyimpannya sendiri. You'll just never know that I have so many emotions I choose not to show. Ini mungkin lebih baik, mengingat aku bukan siapa-siapa untukmu. 

Aku bukan siapa-siapa yang harus kamu cari ketika aku menghilang dari pandanganmu.
Aku bukan siapa-siapa yang harus kamu khawatirkan ketiuka kamu tak mendengar kabarku.
Aku bukan siapa-siapa yang harus kamu rindukan ketika kamu jauh dariku.
Aku bukan siapa-siapa yang harus kamu sebut dalam setiap doaku
Aku bukan siapa-siapa yang harus kamu cintai setiap hari
Aku bukan siapa-siapa yang harus mengisi hati dan pikiranmu.
Ya, Aku bukan siapa-siapa untukmu. Tapi kamu (hampir) menjadi segalanya untukku.
Tetapi aku harap, you can give me a chance. Just a little. I hope so.


I wanna be, I wanna be with you 
I’d like to be, I’d like to be with you 
If I were with you, I’ll hug you through a rainy day 
Don’t need to be your lover 
I don’t need more, anyting from you..


In the middle of the rain when the thunders come and strain 
I will never ever steal your coat 
I’ll be by your side to challenge the cold

In the middle of the war, I’ll be wearing what you wore 
I will never ever let you stand in the front and get shoot

If I were with you, we’ll watch oldies movies until it’s late 
If I were with you, I’ll never ever make you sad

I just wanna be with you




hati, maaf ya sudah bikin kamu sangat lelah.
-Hanny Anggara-

Monday, November 12, 2012

gws, Mommy :')

maybe I'll started this blog with a sadness.. I dunno what happened to my mom a few months. few months, she is always feel alone. alone amid the loneliness. whereas in my house very was crowded. there was me, my brother, my father, my grandmother and cousin. pretty crowded right?
and lately this situation became worse when she disturbed sleep for a few days. s
he had gone to religious teachers, to a psychiatrist. but no changes *sigh*
I really hate it when I can't do anything for my mother. time I write this, I cried. some imes my mom stay at my auty's home. and I had to endure some work at my home. no, I
did not mind. not at all. but I want my mom here, next to me.


"Mom, sorry if I hadn't been aware of the importance of long-time with you. I want you here. cook for me, says a lot about school, about the man that I love. and a lot of things. even I want to tell you things that you think are not important."

 
"God, I want mom recovered. I want mom well. I want mom feel better. it's easy You do it?
I want to swap all my reward for 17 years to cure my mom"

I love you, mama..........

Monday, November 5, 2012

1 year ago...


Malam ini, tepat pukul 23:23 aku akan menuliskan beberapa kalimat dan paragraf tentang dia.
Dia, yang satu tahun lalu membuat aku tersenyum tanpa sebab.
Dia, yang selama beberapa bulan membuat aku merasakan indahnya sebuah perasaan sayang.
Dia, yang satu tahun lalu untuk pertama kalinya 'menyadari' keberadaanku.
Dia, yang selama beberapa bulan merubah duniaku.
Dia, yang merubah cara pandangku akan adanya malaikat baik hati di dunia ini.
Dia, yang tiba-tiba saja masuk dikehidupanku.
Dia, yang dengan tiba-tiba tidak memilihku yang selalu siap sedia untuknya.
Iya, itu semua adalah dia.

Untuk pertama kalinya dalam hidup ini, aku akhirnya merasakan, bahwa in love could be that hurt. Aku belajar banyak sekali hal, untuk tidak terburu-buru berharap, untuk mencintai sesuai porsinya.
Tepat satu tahun yang lalu aku baru saja jatuh cinta pada seseorang yang sangat logis. Maksud logis disini adalah dia hampir memenuhi semua kriteria pria idamanku.

Iya, dia berkualitas. Tapi bukan itu intinya.

Ini adalah titik dimana semua kualitas itu tidak lagi berarti ketika dia tidak memiliki satu-satunya aset yang paling esensial--- mencintai aku.

Aku hanya ingin bilang, aku tidak mau tenggelam dalam rasa cinta yang salah. Tidak mau tenggelam dalam imagi tanpa ujung tentang kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan terjadi.
Aku punya kehidupan. Dia punya kehidupan.

Mungkin satu tahun yang lalu aku akan berkata dengan lantang, bahwa dia mengambil keputusan yang salah dengan tidak memilihku. Bahwa dia bodoh menyia-nyiakan cinta yang semenakjubkan yang kumiliki. Tapi, siapa lah aku untuknya? Nothing.

Lalu akhirnya aku sadar, bahwa itu semua bukan kebahagiaan.

Aku belajar merelakan dia. Tidak sekedar merelakan, namun juga sadar bahwa mungkin dia akan lebih baik jika tidak memilihku.

Berbulan-bulan aku berperang dengan ego ku sendiri. Menyangkal dan bersikeras bahwa dia adalah yang terbaik.
Iya...bagaimana mungkin seseorang yang sangat logis bisa tidak menjadi yang terbaik. Tentu saja dia terbaik. Aku tidak akan bisa menemukan yang selogis dia.

Namun aku harus mengalah. Dia membuat puzzle ku berantakan, dia tidak mampu mengapresiasikan aku sebagaimana aku mengapresiasikan dia.

Di titik ini aku mulai berfikir, apakah aku benar-benar mencintai dia? Aku mempunyai sejuta alasan mengapa aku mencintainya. Sehingga dunia pun bertanya, jika kelogisan itu hilang, akankah aku tetap mencintainya

Iya, aku merelakan dia bahagia bersama pilihannya. Iya, aku bohong kalau aku telah ikhlas dan rela seratus persen. Namun, aku terus berdoa agar Tuhan menganugrahkan keikhlas itu.

It's funny when how someone who was just a stranger one year ago, can mean so much to me. It's terrible that someone who meant so much to me one year ago, can be just a stranger now. It's amazing what a year can do.

"Thanks, for giving me such a great story, Now I'm blessed w were not ended up toghether. Because if we we're still together, aku ngga bakal bertemu dengannya :)"


 Hanny Anggara